Minggu, 18 Maret 2012

Kaitan Paedagogi dan Paradigma Belajar

Nah, pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan kaitan paedagogi dan paradigma belajar. Memang apa sih kaitannya? Nah, ayo kita bahas. :)

Paedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar saja, tetapi juga ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Sudah diketahui sebelumnya bahwa paedagogi adalah ilmu yang mempelajari tentang pendidikan anak.  Dalam menyampaikan informasi kepada anak, pasti berbeda ketika kita menyampaikan informasi kepada orang dewasa. Pengajar harus memahami semua proses tindakan yang terjadi dalam semua kerangka kegiatan mengajar. Jadi, dalam menyampaikan informasi kepada anak, maka pengajar harus memiliki keunggulan serta dapat berinteraksi dengan peserta didik, yang bertujuan untuk mengelaborasi bahan ajar sehingga bahan ajar tersebut dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik (anak).

Nah, apabila pengajar memiliki keunggulan, maka kegiatan mengajar pun juga akan unggul atau berbeda dari proses pembelajaran lainnya. Kegiatan mengajar yang unggul merupakan proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, positif, terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Keunggulan ini juga bermakna yaitu suatu proses yang mengangkat motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan mengajar pada umumnya. Seorang guru yang sangat baik merupakan seseorang yang bisa memberikan energi terhadap kontribusi positif terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk mengembangkan minat mereka.

Seorang guru akan menjadi lebih efektif ketika dia menyadari untuk memilih menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, serta ahli dalam menggunakan strategi itu. Setiap strategi guru didasari pada paradigma yang berbeda mengenai cara belajar peserta didik. Hal yang penting untuk dipahami yaitu, bahwa strategi tumbuh dari paradigma yang berbeda. Asumsi yang mendasari yaitu pembelajaran akan lebih baik ketika guru mulai mendapatkan pemahaman tentang bagaimana suatu kegiatan belajar terjadi.
Adapun strategi belajar yang dimaksud yaitu :

Strategi I    : Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan.
Strategi II  : Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat.
Strategi III : Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan.
Strategi IV : Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat dan keyakinan melalui proses kelompok.
Strategi V  : Pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, magang , studi wisata, atau kegiatan di luar ruangan.

Kelima strategi di atas menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelima strategi tersebut dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun dandi setiap kelompok usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi. Selain, itu seorang guru juga harus mengandalkan pelatihan, kesabaran dan kerja keras.



Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar