Selasa, 26 April 2011

Apa itu bimbingan dan konseling ?


Mungkin kita tidak asing lagi dengan kata bimbingan dan konseling di dalam kehidupan sehari-hari. Tapi , tahukah kita apa itu makna dari bimbingan dan konseling ? Untuk itu dalam kessempatan ini saya akan menjelaskan tentang bimbingan dan konseling.
A.    
          Bimbingan
Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat keputusan yang bijaksana dan dalam penyesuaiain diri ,serta dalam memecahkan masalah di dalam kehidupan mereka . Jadi ,tujuan dasar bimbingan adalah mengembangkan potensi individu untuk mampu memecahkan masalah-masalahnya dan membuat  penyesuaian diri terhadap kehidupannya sejauh batas kemampuannya.
Bimbingan biasanya dapat dilakukan oleh semua orang

B.    Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan untuk memecahkan masalah-masalah pribadi seseorang. Konseling hanya dilakukan oleh seorang professional.

Kapan bimbingan dibutuhkan ?
Bimbingan dibutuhkan pada saat keputusan untuk menentukan pilihan harus dilaksanakan  ,karena seperti  telah diterangkan dalam pengertiannya yaitu :
1.       Bimbingan merupakan bantuan untuk membuat keputusan  yang bijaksana terhadap suatu pilihan
2.       Bila tidak ada pilihan pun ,bimbingan juga diperlukan ,ialah untuk membantu individu memahami dan menerima situasi tanpa pilihan ini.
3.       Bimbingan  juga diperlukan pada saat seseorang tidak sadar bahwa ia mempunyai pilihan lain.

      Sekian penjelasan saya mengenai bimbingan dan konseling , saya harap kita semua dapat mengerti dan mengetahui perbedaan antara bimbingan dan konseling.

Terima Kasih . 




Daftar Pustaka
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia : Depok
 

Senin, 25 April 2011

Pengertian Psikologi Pendidikan & Psikologi Sekolah .

Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Atan Long (1976) menguraikan psikologi pendidikan sebagai ilmu yang mengkaji tingkah laku pelajar dalam suasana pembelajaran dalam lingkungan sekolah . 
Smith ( 1978) menjelaskan psikologi pendidikan sebagai kajian saintifik terhadap tingkahlaku dalam pendidikan, termasuk prinsip-prinsip dan kaedah pengajaran dan pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pendidikan.

Slavin (1991) menyatakan psikologi pendidikan ialah kajian tentang murid ,pengajaran dan pembelajaran yang mengfokus proses proses pengetahuan kemahiran nilai dan sikap dialihkan daripada guru kepada murid dalam bilik darjah termasuk aplikasi prinsip-prinsip psikologi dalam pengajaran .

Ilmu psikologi merangkum berbagai topik yang boleh diaplikasikan didalam berbagai bidang terutama bidang pendidikan seperti pemikiran dan tingkah laku manusia terhadap pembelajaran.

Psikolog pendidikan adalah psikolog yang berupaya untuk memahami aspek dasar pembelajaran manusia dan mengembangkan bahan dan strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Psikolog pendidikan biasanya ditempatkan di sekolah-sekolah umum maupun swasta dari berbagai jenjang (play group hingga SMA). Psikolog pendidikan memiliki andil dalam merancang kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Selain itu, psikolog pendidikan berperan untuk senantiasa memonitor perilaku anak didik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat melalui komunikasi dua arah dengan orang tua anak. Psikolog pendidikan memberikan kontribusi dengan cara membantu pendidik memperhatikan perilaku peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. Para pakar psikolog pendididikan menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran adalah sama pentingnya dengan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan prosedur membantu peserta didik bergerak dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam setiap pembelajaran, sehingga peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.


Pengertian Psikologi Sekolah  
Psikologi sekolah adalah cabang psikologi pendidikan yang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik disekolah dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. 

Selain itu ,Psikolog sekolah adalah psikolog yang terlibat dalam penyusunan berbagai tes maupun asesmen lain dan psikolog yang terlibat dalam pelaksaan pendidikan, teknologi pendidikan dan masalah-masalah pendidikan. 

Psikolog sekolah berperan dalam proses tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Mereka juga bertugas untuk melaksanakan tes; melakukan berbagai wawancara dengan siswa, orang tua, dan orang-orang lain yang terlibat dalam pendidikan siswa; observasi siswa dikelas, ditempat bermain dan pada berbagai kegiatan sekolah yang lain; dan mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa-siswa.


Daftar Pustaka :

Senin, 18 April 2011

Psikologi Sekolah ,Pelayanan Bimbingan di Sekolah.

Psikologi di sekolah-sekolah mungkin tidak asing lagi kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari.
JIka mendengar kata psikologi sekolah , pasti yang muncul di dalam pikiran kita adalah bimbingan serta nasehatnya.
Tujuan bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain .
Pelayanan bimbingan biasa digabungkan dengan pelayanan konseling. Konseling dapat diartikansebagai proses bantuan untuk memecahkan masalah-masalah pribadi (Blum & Balinsky,1973)
Jadi ,berbeda dengan bimbingan ,dalam konseling ,konselor membantu memecahkan permasalahan .

Kapan bimbingan dibutuhkan ?
Bimbingan dibutuhkan pada saat keputusan untuk menentukan pilihan harus dilaksanakan . Bimbingan juga diperlukan pada saat orang tidak sadar bahwa ia mempunyai pilihan lain. Namun demikian ,tidak berarti bimbingan hanya diberikan pada masa-masa krisis ,tetapi pelayanan disediakan bagi setiap anak normal yang mengatasi masalah perkembangan normal.

Bimbingan perlu membantu anak-anak muda mengembangkan teknik untuk memanfaatkan pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain dalam memecahkan masalah dan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan.

Terima kasih .

Referensi :
Sukadji, S. (2000).Psikologi pendidikan dan Psikologi sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Anak Berbakat ? Siapa Mereka ?

Anak Berkebutuhan Khusus adalah mereka yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut Kauffman dan Hallahan antara lain sebagai berikut :
Anak tunanetra
Anak tunarunguwicara
Tunagrahita ( mental retardation )
Anak berkesulitan belajar ( learning disabilities )
Hyperactive
Anak tunalaras
Anak autistic
Anak tunadaksa ( physical disability )
Anak tunaganda ( multiple handicapped )
Anak berbakat ( gifted and special talents )

 Salah satu yang akan saya bahas disini adalah tentang anak berbakat  .
Anak berbakat adalah anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefenisikan memiliki IQ 130) atau lebih atau punya bakat unggul di beberapa bidang seni,musik,atau matematika.

Menurut Ellen Winner (1996),seorang ahli di bidang kreativitas dan anak berbakat ,mendeskripsikan 3 kriteria yang menjadi ciri anak berbakat yaitu :
1. Dewasa lebih dini (precocity) . Dalam banyak kasus ,anak berbakat dewasa lebihdini karena mereka dilahirkan dengan membawa kemampuan di domain tertentu ,walaupun bakat sejak lahir ini tetap harus dipelihara dan dipupuk.
2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri .Mereka juga kerap membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang unik di bidang yang memang menjadi bakat mereka.
3. Semangat untuk menguasai .Anak berbakat tertarik untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka . Mereka memperlihatkan minat besar dan obsesif dan kemampuan kuat fokus. Mereka punya motivasi internal yang kuat.

Ellen Winner (1997) mengatakan bahwa sering kali anak-anak berbakat akan terisolasi secara sosial dan tidak mendapat tantangan yang bearti di kelas.

Pertanyaan :
Dari referensi yang saya baca ,saya langsung bertanya dalam hati 'mengapa anak berbakat merupakan salah satu anak yang mengalami kebutuhan khusus ? Sedangkan jika diperhatikan ,mereka yang mengalami kebutuhan khusus,rata-rata membutuhkan orang lain untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya ,tetapi yang saya lihat dari anak berbakat ,mereka mampu menjalani kehidupan mereka seperti biasanya . Mengapa dikatakan demikian ?

Pembahasan Sementara :
Anak berbakat dikategorikan sebagai anak berkebutuhab khusus ,karena mereka harus mendapatkan perhatian yang lebih daripada anak-anak pada umumnya . Mengapa demikian ? Iya ,karena jumlah mereka yang minoritas yang tidak bisa disamakan dengan anak lainnya. Sehingga mereka butuh perhatian khusus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya makanya mereka juga membutuhkan bantuan orang lain , untuk mendukung bakat mereka .


Terima kasih .


Referensi :
Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Senin, 11 April 2011

Pendidikan Anak Usia Dini

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Program ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. PAUD juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

1. Pemerataan dan Perluasan Akses
Pemerataan dan perluasan akses akan diupayakan bersama-sama oleh pemerintah dan swasta, dimana pemerintah lebih berkonsentrasi pada pendidikan formal TK/RA dan mendorong swasta melakukan perluasan PAUD non-formal (KB, TPA). Perluasan oleh pemerintah antara lain juga dilakukan dengan mendirikan model-model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang disesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah. Pada tahun 2009, pemerintah menargetkan APK pra sekolah mencapai 45%. Perluasan akses PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
Penyediaan sarana/prasarana PAUD oleh pemerintah dilaksanakan dengan pembangunan USB TK, dan mengembangkan model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang sesuai dengan kondisi lokal. Target yang akan dicapai lembaga PAUD formal pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu TK, termasuk TK Pembina di setiap kecamatan. Sedangkan target lembaga PAUD non-formal, sekurang-kurangnya satu PAUD (Taman Penitipan Anak atau Kelompok Bermain atau Satuan PAUD Sejenis) di setiap desa.
Penyediaan biaya operasional pendidikan diberikan dalam bentuk subsidi kepada penyelenggara PAUD baik negeri maupun swasta, terutama pada lembaga yang peserta didiknya sebagian besar berasal dari keluarga miskin. Target yang ingin dicapai pada tahun 2009 adalah lebih dari 50% lembaga PAUD yang siswanya berasal dari keluarga miskin dapat dibiayai oleh pemerintah.
Mendorong peran serta masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan minat masyarakat (demand side) dalam menyelenggarakan lembaga PAUD, termasuk bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi lain serta PT melalui subsidi imbal swadaya, kemudahan perizinan, dan bantuan fasilitas.
Pengembangan “TK-SD Satu Atap”; bagi SD yang memiliki fasilitas mencukupi didorong untuk membuka lembaga TK yang terintegrasi dengan SD (TK-SD Satu Atap) melalui subsidi pembiayaan secara kompetitif.

2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Peningkakan mutu, relevansi, dan daya saing PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
Pengembangan menu generik pembelajaran dan penilaian merupakan kegiatan yang menyangkut pengembangan kurikulum, khususnya materi bahan ajar, model-model pembelajaran, dan penilaian. Pengembangan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, estetika, dan etika, peningkatan kualitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik PAUD. Termasuk dalam kegiatan ini ialah pengembangan proses pembelajaran melalui pengadaan alat belajar, alat bermain, dan alat pendidikan, serta penyelenggaraan akreditasi khususnya untuk TK. Muatan pendidikan pada anak-anak usia dini ditekankan pada seluruh aspek kecerdasan termasuk emosi, mental, dan spiritual, yang diarahkan pada penghayatan atas nilai-nilai dan karakter positif, serta kesiapan masuk sekolah.
Pengembangan program PAUD model sebagai rujukan bagi pengembangan PAUD yang diselenggarakan oleh swasta yang kualitasnya masih di bawah standar. Target pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu program PAUD Model setiap kabupaten/kota.
Peningkatan kapasitas institusi dan sumberdaya penyelenggara dan satuan PAUD. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen secara efektif dan efisien, sehingga mampu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan PAUD. Pemerintah mentargetkan sekitar 59 ribu orang telah terlatih sebagai tenaga pengelola dan pendidik PAUD, dan sebanyak lebih dari enam ribu Guru, Kepala TK, dan Pembina akan mendapat pendidikan dan pelatihan sampai dengan tahun 2009. Di samping itu, diberikan subsidi bagi tenaga pendidik PAUD non-formal satu orang di setiap lembaga perintisan.

3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik di bidang PAUD diarahkan pada bagaimana partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol dan evaluasi kinerja PAUD dapat mengambil peran makin nyata dan efektif. Untuk itu akan dilakukan peningkatan advokasi, sosialisasi/pemasyarakatan dan pembudayaan pentingnya PAUD kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah daerah. Penyediaan data dan sistem informasi PAUD, serta peningkatan kerja sama stakeholder pendidikan, merupakan faktor pendukung untuk membangun kesamaan persepsi, pencitraan yang positif, dan kebersamaan tanggung jawab dalam pengelolaan PAUD yang akuntabel
Disadur dari Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional, Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2025

Referensi :
http://mkpd.wordpress.com/2007/07/17/program-pendidikan-anak-usia-dini/

Selasa, 05 April 2011

Bullying: Sebuah Fenomena Negatif pada sekolah-sekolah di Indonesia

Riri Amaliah            (10-003)
Cut Rafiqa Fadhilah (10-005)
Rizqi Chairiyah        (10-007)



Kekerasan masih terjadi di dalam dunia pendidikan. Kekerasan yang sering terjadi di sekolah yaitu corporal punishment, bullying, pelecehan seksual, penggunaan senjata, dan pembentukan geng-geng. Namun dari semuanya itu yang paling terbanyak adalah bullying dan corporal punishment.
Corporal punishment adalah hukuman yang paling banyak dilakukan oleh guru di sekolah terhadap siswa dengan menggunakan kekerasan dengan sebuah alasan karena hendak mendisiplinkan siswa. Misalnya memukul tangan dengan penggaris, menjambak rambut karena terlalu panjang, menyuruh push up karena terlambat, menampar kepala karena tak dapat membaca dengan lancar.
Apakah perilaku Bullying?
Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut, terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau mental. Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa tak berdaya mencegahnya. (Andrew Mellor, antibullying network, univ. of edinburgh, scotland).
Beberapa macam tindakan Bullying adalah:
1. Psikologis seperti memfitnah, mempermalukan, menakut-nakuti, menolak, menghina, melecehkan, mengecilkan, mentertawakan, mengancam, menyebarkan gosip. mencibir, dan mendiamkan
2. Fisik seperti menendang, menempeleng, memukul, mencubit, menjotos, menjewer, lari keliling lapangan, push up, bersihkan WC, dan memalak.
3. Verbal seperti berteriak, meledek, mengata-ngatai, name calling, mengumpat, memarahi, dan memaki.



PEMBAHASAN :

 Studi kasus tersebut di pandang dari salah satu Teori Pendidikan yaitu :
• Teori Perkembangan Rentang Hidup Erikson
Jika dikaitkan dengan kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan ,maka teori Erikson yang tahap ketiga yaitu : Inisiatif vs rasa bersalah ,dimana pada tahap ini saat anak merasakan dunia social yang lebih luas ,mereka mendapatkan lebih banyak tantangan ketimbang saat bayi . Tantangan itu muncul dari lingkungan social mereka seperti keluarga ,teman sebaya ,tetangga dsb .

Selain itu juga berhubungan dengan tahap psikososial Erikson yang kelima ,yaitu dimana seorang remaja mencari jati dirinya dan kemana mereka akan menuju .Di tahap ini ,remaja perlu diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai cara untuk memahami identitas dirinya.Apabila remaja tidak cukup mengeksplorasi peran yang berbeda dan tidak merancang jalan ke masa depan yang positif mereka bisa bingung akan identitas diri mereka .
> Studi kasus di pandang dari Teori Pendidikan Keluarga
Pelaku bullying mungkin saja pola asuh yg di ajarkan oleh orang tuanya juga tidak baik .Menurut Diana Baumrind (1971,1996) ,seorang pakar parenting ,percaya bahwa orang tua tidak boleh terlalu menghukum (punitive) atau terlalu tidak perduli (aloof). Sebaiknya orang tua menyusun aturan bagi anak dan pada saat yang sama bersifat suportif dan membimbing dan mengasuh .
Yang sesuai dengan teori Baumrind yang menjadi pemicu seorang anak melakukan tindakan kekerasan yaitu :
Menurut Baumrind ,ada 4 bentuk gaya pengasuhan atau parenting,salah satunya yaitu :
• Neglectful parenting adalah gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dalam kehidupan anaknya . Alhasil ,anak dari pola asuh seperti ini akan menjad anak bertindak sesuai dengan kemauannya ,seperti melakukan kekerasan ,tindak criminal dsb ,hal tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua .

> Studi kasus di pandang dari Teori Bimbingan Sekolah
Bimbingan sekolah juga diperlukan dalam perkembangan anak . Mengapa demikian ? Karena lingkungan sekolah adalah tempat yang mempengaruhi perkembangan sosioemosional anak .Anak-anak juga berinteraksi dengan teman sebaya dalam kelompok yang kecil . Apabila lingkungan sekolah,serta interaksi dengan teman sebaya tidak memiliki batasan yang sesuai maka anak bertinadak sesuai dengan kemauan mereka , termasuk kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah .

Untuk itu , sebagai orang tua yang baik seharusnya kita lebih memperhatikan tindak-tanduk anak . Sehingga semua tingkah lakunya dapat kita kontrol . Selain itu , guru juga harus menjadi fasilitator yang baik untuk membentuk pribadi anak yang baik di sekolah .

Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/02/20/bullying-sebuah-fenomena-negatif-pada-sekolah-sekolah-di-indonesia/