Perbandingan
pemberian tugas pada mata kuliah Psikologi Belajar dengan Mata kuliah lain di Semester
5
Pada Semester 5 ini, saya mengambil 9
mata kuliah yang terdiri dari 1 mata kuliah pilihan meliputi: Psikologi
Abnormal, Konstruksi Alat Ukur, Inventory Kepribadian, Metode Penelitian
Kualitatif, Perilaku Sosial Menyimpang, mata kuliah pilihan Psikologi Belajar,
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Tes Inteligensi Minat dan Bakat serta
Psikologi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Nah, dari kesembilan mata kuliah di
semester 5 ini, semuanya rata-rata menggunakan metode persentasi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Namun, ada juga mata kuliah yang tidak menggunakan
metode persentasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan, contohnya saja
pada mata kuliah Konstruksi Alat Ukur, Perilaku Sosial Menyimpang dan Psikologi
Belajar. Setiap mata kuliah memiliki setiap ciri ataupun kekhasan masing-masing
terutama dalam metode yang digunakan di dalam kelas.
Pada mata kuliah Konstruksi Alat Ukur
(Konkur), dosen pengampu memiliki kekhasannya sendiri ketika menyampaikan
materi di depan kelas, yaitu dosen pengampu menggunakan metode ceramah serta
tanya jawab. Kekhasan mata kuliah ini yaitu dosen pengampu akan menyajikan
materi, ketika mahasiswa sudah membaca materi yang relevan dengan kontrak
kuliah, namun jika mahasiswa tidak membaca materi, maka dosen pengampu akan
memberikan kuis kepada mahasiswanya. Nah, pada mata kuliah Perilaku Menyimpang Sosial,
metode atau cara pembelajaran yang digunakan juga berbeda lagi, yaitu dosen menggunakan metode
ceramah kemudian di akhir kelas, dosen pengampu akan memberikan tugas berupa
mengulas kasus yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan pada hari itu.
Nah, pada mata kuliah Psikologi Belajar juga
memiliki metode belajar yang berbeda juga. Pada mata kuliah Psikologi Belajar,
dosen pengampu akan menyampaikan materi di depan kelas hanya secara garis besar
saja. Mengapa hanya secara garis besar saja? Nah, jadi semua materi yang
terdapat dalam Psikologi Belajar, semuanya sudah pernah diulas di Psikologi
Umum pada semester 2 lalu. Materi-materi Psikologi Belajar semuanya bersifat aplikatif
yang digunakan di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada beberapa
mata kuliah yang menurut saya bersifat dinamis dan statis. Maksudnya yaitu,
misalnya saja Psikologi Belajar selalu mengalami perkembangan (dinamis) dalam
setiap penyampaian materi yang diberikan oleh dosen pengampu. Walaupun
Psikologi Belajar berpatokan terhadap teori-teori yang ada, namun Psikologi
Belajar mencoba untuk membuat teori itu menjadi menarik, yaitu dengan
menerapkan teori-teori tersebut menjadi aplikatif dalam kehidupan
sehari-sehari. Sehingga hal tersebut tidak membuat mahasiswa menjadi bosan
selama mengikuti mata kuliah Psikologi Belajar.
Ada satu kejadian yang benar-benar tidak
saya lupakan ketika mengikuti kuliah Psikologi Belajar, yaitu ketika dosen
pengampu memberikan anak didik berupa 2 buah lembar sertifikat serta satu buah
kertas kosong. Jadi, perintah dosen pengampu yaitu untuk menciptakan suatu
karya dari stimulus yang dibagikan tersebut dalam waktu yang telah ditentukan,
siapa yang memiliki karya yang bagus akan diberikan reward. Nah, jadi ketika batas
waktu pengerjaan selesai, anak didik diminta untuk menilai masing-masing hasil
karya dari teman sekelasnya. Nah, jadi inti dari stimulus yang diberikan itu,
merupakan aplikasi dari teori B.FSkinner, yaitu anak didik akan melakukan perintah dosen pengampu karena
diberi iming-iming berupa reward. Dimana teori Skinner menyatakan bahwa subjek
akan berperilaku sesuai dengan yang diinginkan ketika diberikan reward.
Nah, salah satu contoh mata kuliah yang statis
yaitu Psikologi Abnormal. Mengapa saya mengatakan bahwa Psikologi Abnormal itu
statis? Hal ini dikarenakan Psikologi Abnormal hanya berpatokan pada teori-teori
yang dipelajari dan tidak mencoba untuk mengaplikasikannya di kehidupan
sehari-hari. Menurut saya kenapa Psikologi Abnormal tidak di aplikasikan di
kehidupan sehari-hari karena diagnosa yang dipelajari tidak sembarangan ditegakkan
untuk mengetahui suatu gangguan pada diri individu. Nah, dari uraian tersebut
maka dapat digambarkan kalau Psikologi Abnormal sedikit membuat mahasiswa
menjadi bosan ketika mengikuti mata kuliah tersebut.
Selain itu, cara pengajaran antara mata
kuliah Psikologi Belajar dan Psikologi Abnormal juga berbeda. Jika dikaitkan
dengan perspektif kognitif, maka terlihat beberapa perbedaan dalam penyampaian
materi yang diberikan. Pada semua mata kuliah yang saya ikuti, dosen pengampu
memberikan anjuran untuk memfokuskan perhatian pada apa yang disampaikan oleh presenter
ataupun dosen pengampu. Hal ini dapat dilihat dari perintah agar memberikan
perhatian dari materi yang disampaikan oleh presenter ataupun dari dosen
pengampu. Nah, jadi ketika dibuka sesi tanya jawab, dapat diketahui ada atau
tidak adanya atensi mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh presenter.
Dari
materi-materi yang disampaikan tersebut, mahasiswa dapat mengkoding setiap
istilah, konsep, serta definisi baru yang didengar dan dilihatnya, sehingga
memudahkan mahasiswa dalam mengingat suatu istilah baru dalam setiap mata
kuliah yang diikutinya. Setelah mengkoding istilah baru tersebut, maka ketika
dosen pengampu memberikan penjelasan ulang tentang materi yang disajikan,
mahasiswa yang memberikan atensinya terhadap materi tersebut, tidak akan merasa
asing dengan istilah-istilah baru yang di sampaikan oleh dosen pengampu. Sehingga
mahasiswa dapat melakukan proses retrieval yaitu proses pemanggilan ulang
informasi untuk digunakan ketika dibutuhkan.
Metode yang juga digunakan pada semua
mata kuliah yang ada di semester ini, yaitu metode yang menggunakan
prinsip-prinsip belajar B.F Skinner. Misalnya saja, penerapan yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan motto ‘Anda Kerja, Nilai di tangan. Anda Lalai, nilai
pun Melayang’. Nah, jadi dari motto tersebut dapat dikaitkan dengan teori
Skinner, dimana peserta didik akan melakukan perilaku yang diharapkan untuk
mengerjakan tugas demi sebuah nilai, dan apabila tidak mengerjakan tugas, maka
akan diberikan hukuman berupa tidak mendapatkan nilai dari mata kuliah yang
memberikan tugas.
Nah, selain itu ada juga salah satu
kekhasan dari mata kuliah Psikologi Belajar, yaitu setiap materi pasti langsung
dipraktekkan di dalam dan diluar kelas, sehingga menambah pemahaman peserta
didik yang mengikuti kelas Psikologi Belajar. Saya suka metode belajar yang
langsung mempraktekkan teori dengan action di depan kelas, mengapa? Karena
menurut saya, hal tersebut memiliki nilai plus tersendiri dalam pemahaman peserta
didik di dalam kelas. Sehingga aktivitas tersebut dapat mengurangi kebosanan
peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Daripada
hanya duduk diam mendengarkan teori yang disampaikan, menurut saya hal itu
sedikit membuat bosan selama mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan.
Selain itu, yang paling khas dari mata kuliah
Psikologi Belajar adalah memposting seluruh hasil tugas baik tugas individual
maupun tugas kelompok, kedalam blog setiap peserta didik. Sistem ini menggunakan
e-learning, dimana dosen pengampu dan peserta didik memanfaatkan aplikasi
ataupun program yang tersedia di jaringan social. Hal ini sangat praktis, berwawasan
tentang IT serta sangat menghemat penggunaan kertas dalam kegiatan belajar.
Nah, jadi melalui blog ini, dosen pengampu dapat menilai setiap kinerja
individual dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu. Walaupun
itu merupakan tugas kelompok, namun dosen pengampu melihat detail demi detail
dari setiap tugas yang dikerjakan oleh masing-masing peserta didik, jadi dapat
kelihatan peserta didik yang ikut atau tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Nah, itulah beberapa uraian tentang
perbandingan penugasan pada mata kuliah Psikologi Belajar dengan mata kuliah
lainnya di semester 5 ini. Apapun metode ajar yang digunakan oleh dosen
pengampu, semuanya saya rasa baik, namun hal itu semua kembali lagi pada diri
peserta didik untuk siap atau tidak dalam mengikuti serangkaian metode belajar
yang tersedia. Semua itu tergantung pada motivasi intrinsic serta motivasi
ekstrinsik peserta didik dalam mengikuti semua mata kuliah di semester 5 ini. Semua
metode tersebut dapat memberikan pengetahuan baru serta proses belajar yang bru
sehingga peserta didik tidak mengalami kebosanan dengan metode belajar yang
itu-itu saja. Semoga metode belajar tersebut dapat memberikan manfaat bagi
semua peserta didik yang mengikuti mata kuliah di semester 5 ini, terutama
Psikologi Belajar.