Apa itu Inteligensi ?
Mungkin kta tidak asing lagi mendengar istilah ienteligensi dalam kehidupan sehari-hari . Mungkin sebagai orang awam kita akan mengartikan inteligensi itu adalah kecerdasan seseorang . Tetapi ,pengertian dari inteligensi itu bukan hanya kecerdasan seseorang melainkan adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada ,dan belajar dari ,pengalaman hidup sehari-hari (Santrock).
Jadi ,pengertian inteligensi disini mencakup kemampuan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari .
Minat terhadap inteligensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual daripenilaian individual(Kaufman &Litctenberger,2002;Lubinski,2000;Molfse&Martin,2001 ). Perbedaaan individual adalah cara dimana orang berbeda satu samalain ,namun inteligensilah yang paling banyak diberi perhatian dan paling banyak dipakai untuk menarik kesimpulan tentang perbedaan kemampuan murid.
Ada beberapa macam tes inteligensi yaitu :
O Tes Inteligensi Individual
o Tes Stanford Binet
Tes ini memuat banyak item,beberapa diantaranya membutuhkan jawaban verbal dan respon nonverbal. Item yang merefleksikan level kinerja dewasa antara lain tes pendefinisian kata seperti disproporsional,dll .
o Skala Wechsler
Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini mencakup (WPSSI-R ) untuk menguji anak usia 4 sampai 6 setengah tahun ; WISC-R, untuk anak dan remaja dari usia 6 hingga 16tahun; dan WAIS-R.
> Tes Kelompok
Adapun tes kelompok yang digunakan unuk mengukur IQ yaitu :
TIKI,IST,CFIT,PM,TKD,TINTUM
Tes-tes yang disebutkan di atas dapat membantu kita untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan di dalam kehidupannya sehari.hari .
Terima kasih .
Referensi :
Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Senin, 21 Maret 2011
Senin, 14 Maret 2011
Bagaimana Peranan Handphone Terhadap Kehidupan Remaja Seiring Dengan Perkembangan Teknologi dan Komunikasi?
Handphone saat ini memang bukan barang yang mewah dan aneh bagi masyarakat Indonesia. Industri handphone, bergerak sangat cepat, setara dengan melesatnya kecepatan suaranya. Kini semakin banyak teknologi pendukung yang terintegrasi dengan produk handphone, seperti radio FM, kamera digital dan pemutar MP3. Belum lagi ukuran handphone yang berlomba dalam design yang makin kecil dan menarik.
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat . Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.
Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh remaja. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya remaja di pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka .
Dampak yang positif dan juga negatif terhadap kehidupan masyarakat terutama kaum remaja yang selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru, sedang dari segi psikologis, kondisi kejiwaan mereka merupakan usia yang paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, handphone, ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut. Kalau dulu kita lihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan handphone sebagai bawaan wajib mereka. Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan handphone tersebut sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja handphone merupakan sarana gaul yang mutlak yang mereka miliki. Semakin bagus handphone yang mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang mereka punya di handphone mereka).
Dari mana para remaja itu memperoleh handphone tersebut? Dapat di pastikan, mereka memperolehnya dari orang tua mereka masing-masing. Dan umumnya, para orang tua itu merasa bangga bisa memenuhi segala kebutuhan dan permintaan anaknya tanpa mereka memperhatikan dampak yang akan timbul dari apa yang mereka para orang tua berikan pada anak. Itulah ungkapan kasih sayang orang tua yang mungkin cara penyampaiannya kurang tepat. Dengan memberi anak mereka handphone keluaran terbaru, misalnya, mereka merasa telah berhasil sebagai orang tua, tanpa mereka pertimbangkan, akan di gunakan untuk apa handphone tersebut oleh anak-anak mereka?
Memberikan alat komunikasi seperti handphone kepada anak, sesungguhnya bukan hal yang salah, karena dengan handphone tersebut, mungkin orang tua berharap komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut menjadi boomerang ketika ternyata handphone tersebut disalahgunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan handphone tersebut berdampak negatif pada anak khususnya remaja seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa.
Karena itu, orang tua hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan timbul sebelum memutuskan untuk memberikan handphone ataupun benda-benda lain yang sekiranya berdampak negatif terhadap perkembangan anakyang sudah memasuki tahap remaja.
Ketika memutuskan untuk memberikan handphone kepada anak, alangkah baiknya orang tua juga mengawasi dan mengarahkan anak agar anak tidak lepas kontrol dalam menggunakan handphone. Tidak ada salahnya sewaktu-waktu kita memeriksa handphone anak untuk mengetahui isi yang ada di dalamnya dengan meminta ijin anak terlebih dahulu. Karena dengan meminta ijin, anak akan merasa dihargai dan itu memberikan pengaruh yang besar terhadap pribadinya dan juga membentuk kesan positif dalam diri mereka tentang pribadi kita sebagai orang tua.
Ketika kita dapati mungkin ada video porno di handphone anak, jangan langsung bersikap menghakimi dan menghukum layaknya seorang polisi, akan tetapi alangkah baiknya kita tanyakan kepada anak darimana dia mendapat video itu dan untuk apa dia menyimpannya. Apapun jawaban anak, orang tua tidak boleh bersikap menghakimi dan menyalahkan anak, apalagi memarahi anak dan berlaku ringan tangan. Akan tetapi kita ajak anak berdiskusi/sharing mengenai hal tersebut, apa hal itu bermanfaat dan apa dampaknya bagi anak, dan jangan lupa, ketika berdiskusi, kita juga harus mendengarkan pendapat anak dan memberikan pengarahan yang tepat. Karena apapun alasannya, kekerasan tidak menyelesaikan masalah, sekali kita berlaku kasar apalagi main tangan terhadap anak kita, sesungguhnya kita telah menorehkan luka dihatinya, yang sampai kapanpun luka itu tidak akan pernah sembuh dan akan terus membekas di sanubarinya.
Sebagai orang tua, seharusnya mengerti kondisi kejiwaan anak, terutama pada anak seusia remaja. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya, berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan bisa saja dalam proses pencarian jati diri itu remaja tersebut melalui jalan yang benar atau jalan yang salah.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur.
Rabu, 09 Maret 2011
Bagaimana Memotivasi Murid di dalam belajar ?
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri ,yang memberikan semanagat ,arah ,dan kegigihan perilaku .Perilaku yang termotivasi merupakan perilaku yang sudah mendapatkan dorongan dari dalam diri untuk melakukan suatu tujuan .
Ternyata ,motivasi dibagi kedalam 2 bagian yaitu :
1. Motivasi Ekstrinsik ,adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).Motivasi Ekstrinsik sering dipengarui oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman .
Contoh : seorang akan belajar agar dia dapat menghadapi ujian dengan baik .
2. Motivasi Intrinsik adalah dorongan dari dalam diri yang tujuannya adalah untuk melakukan tugas demi sesuatu itu sendiri .Pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada motivasi intrinsik ini .
Contoh : murid akan mengikuti pelajaran dengan tekun pada pelajaran yang disukainya .
Pujian juga bisa memperkuat motivasi intrinsik murid .Murid termotivasi untuk belajar disaat mereka diberikan pilihan ,senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasi .
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting di dalam hidup . Mengapa demikian ? iya ,karena jikalau seseorang tidak memiliki motivasi ,maka hidupnya tidak akan teratur dan tidak akan bersemangat di dalam menjalani kehidupan .
Sekian penjelasan saya .
Terima kasih .
Referensi :
1.Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada MediaGrouy
2.Laahey,Benjamin B.(2007).Psychology:An Introdution,Ninth Edition. New York .The Mc Graw -Hill Companies.
http://jisc.eramuslim.com/gentong_ilmu/display/432-penguatan-positif-guru
Untuk membangkitkan motivasi dalam mengikuti pelajaran, diperlukan upaya guru dalam memberi penguatan terhadap bentuk-bentuk tingkah laku siswa yang dinilai positif. Cara memberikan penguatan ini dapat berbentuk kata-kata pujian, gerakan anggota tubuh yang menyatakan setuju, senyuman, dan bentuk-bentuk gerakan lain yang dapat menyenangkan siswa.
Penguatan adalah bentuk respon guru dengan menggunakan ucapan (verbal/non verbal) terhadap perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Adapun tujuan memberikan penguatan salah satunya adalah memberikan umpan balik bagi siswa atas prilakunya, sehingga dapat mengendalikan prilaku siswa yang negatif menjadi positif.
JENIS-JENIS PENGUATAN
1. PENGUATAN VERBAL
a. Penguatan verbal berbentuk kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dsb.
Contohnya ucapan bagus, betul, pintar, ya, cantik, dsb
b. Penguatan verbal berbentuk kalimat. Contohnya guru mengucapkan, "Ibu bangga dengan prestasi belajarmu."
2. PENGUATAN NON VERBAL
a. Penguatan dengan gerakan isyarat dari anggota tubuh seperti: gerakan kepala, wajah ceria, wajah mendung, tersenyum, tertawa, kontak pandang mata, tepuk tangan, mengangkat ibu jari tangan.
b. Penguatan dengan sentuhan seperti memegang atau menepuk bahu, menggusap kepala, jabat tangan
3. Penguatan dengan memberi hadiah .
Agar anak didik lebih termotivasi, seorang guru tidak akan ragu untuk memberikan penguatan terhadap tindakan/perilaku anak yang dinilai positif meski kecil artinya seperti membuang sampah pada tempatnya atau membantu menghapus white board seusai pelajaran.
Penguatan adalah bentuk respon guru dengan menggunakan ucapan (verbal/non verbal) terhadap perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Adapun tujuan memberikan penguatan salah satunya adalah memberikan umpan balik bagi siswa atas prilakunya, sehingga dapat mengendalikan prilaku siswa yang negatif menjadi positif.
JENIS-JENIS PENGUATAN
1. PENGUATAN VERBAL
a. Penguatan verbal berbentuk kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dsb.
Contohnya ucapan bagus, betul, pintar, ya, cantik, dsb
b. Penguatan verbal berbentuk kalimat. Contohnya guru mengucapkan, "Ibu bangga dengan prestasi belajarmu."
2. PENGUATAN NON VERBAL
a. Penguatan dengan gerakan isyarat dari anggota tubuh seperti: gerakan kepala, wajah ceria, wajah mendung, tersenyum, tertawa, kontak pandang mata, tepuk tangan, mengangkat ibu jari tangan.
b. Penguatan dengan sentuhan seperti memegang atau menepuk bahu, menggusap kepala, jabat tangan
3. Penguatan dengan memberi hadiah .
Agar anak didik lebih termotivasi, seorang guru tidak akan ragu untuk memberikan penguatan terhadap tindakan/perilaku anak yang dinilai positif meski kecil artinya seperti membuang sampah pada tempatnya atau membantu menghapus white board seusai pelajaran.
Ternyata ,motivasi dibagi kedalam 2 bagian yaitu :
1. Motivasi Ekstrinsik ,adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).Motivasi Ekstrinsik sering dipengarui oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman .
Contoh : seorang akan belajar agar dia dapat menghadapi ujian dengan baik .
2. Motivasi Intrinsik adalah dorongan dari dalam diri yang tujuannya adalah untuk melakukan tugas demi sesuatu itu sendiri .Pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada motivasi intrinsik ini .
Contoh : murid akan mengikuti pelajaran dengan tekun pada pelajaran yang disukainya .
Pujian juga bisa memperkuat motivasi intrinsik murid .Murid termotivasi untuk belajar disaat mereka diberikan pilihan ,senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasi .
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting di dalam hidup . Mengapa demikian ? iya ,karena jikalau seseorang tidak memiliki motivasi ,maka hidupnya tidak akan teratur dan tidak akan bersemangat di dalam menjalani kehidupan .
Sekian penjelasan saya .
Terima kasih .
Referensi :
1.Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada MediaGrouy
2.Laahey,Benjamin B.(2007).Psychology:An Introdution,Ninth Edition. New York .The Mc Graw -Hill Companies.
Minggu, 06 Maret 2011
Learened Centered
Learned centered merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ,atau dengan kata lain pengajar hanya sebagai fasilitator .Selain itu ,pembelajaran ini lebih berpusat kepada kebutuhan ,minat ,bakat ,dam kemampuan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih bermakna (meaningful).Peserta didik memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi untuk mencapai sasaran yang telah diterapkannya sendiri karena merasa dilibatkan atau diikutsertakan dalam pembelajaran dengan bebasmelakukan pencarian informasi atau ilmu pengetahuannya menggunakan informasi tersebut .Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar walaupun tidak diawasi oleh pengajarnya .
Dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik menghasilkan peserta didik yang berkepribadian pintar,cerdas,aktif,mandiri tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
Permasalahan :
Dari sumber yang saya baca , saya melihat hanya kelebihan saja yang ditonjolkan di dalam learned centere3d , yang jadi masalah disini , apakah learned centered itu tidak memiliki kelemahan ?
Pembahasan :
Menrut artikel yang saya baca , adapun kelemahan learned centered itu sendiri yaitu ,belajar dengan cara learned centered belum tentu dapat menyelesaikan tugas, tetapi mungkin bukan cara yang terbaik keluar dari pembelajaran tersebut. Construtivism; Berbasis pada premise bahwa kita semua menconstruct wawasan sampai pada pembentukan pengalaman dan skema individu. Fokus constructifism menyiapkan pembelajar untuk menyelesaikan situasi yang ambigu. Kelemahan, Pada situasi yang menyimpang dari cara berfikir dan tindakan dapat menyebabkan masalah. Kekuatan, pembelajar mampu menginterpretasikan multi realitas, pembelajar lebih mampu dengan situasi nyata kehidupan, jika pembelajar dapat menyelesaikan masalah, mereka akan mengaplikasikan secara lebih baik pengetahuan mereka pada situasi yang baru .
Terima Kasih . :)
Referensi :
1. Munir,DR, MIT 2010. Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi:Penerbit Akfabeta,Bandung
2.http://psbq.wordpress.com/tag/learner-centered/
Dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik menghasilkan peserta didik yang berkepribadian pintar,cerdas,aktif,mandiri tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
Permasalahan :
Dari sumber yang saya baca , saya melihat hanya kelebihan saja yang ditonjolkan di dalam learned centere3d , yang jadi masalah disini , apakah learned centered itu tidak memiliki kelemahan ?
Pembahasan :
Menrut artikel yang saya baca , adapun kelemahan learned centered itu sendiri yaitu ,belajar dengan cara learned centered belum tentu dapat menyelesaikan tugas, tetapi mungkin bukan cara yang terbaik keluar dari pembelajaran tersebut. Construtivism; Berbasis pada premise bahwa kita semua menconstruct wawasan sampai pada pembentukan pengalaman dan skema individu. Fokus constructifism menyiapkan pembelajar untuk menyelesaikan situasi yang ambigu. Kelemahan, Pada situasi yang menyimpang dari cara berfikir dan tindakan dapat menyebabkan masalah. Kekuatan, pembelajar mampu menginterpretasikan multi realitas, pembelajar lebih mampu dengan situasi nyata kehidupan, jika pembelajar dapat menyelesaikan masalah, mereka akan mengaplikasikan secara lebih baik pengetahuan mereka pada situasi yang baru .
Terima Kasih . :)
Referensi :
1. Munir,DR, MIT 2010. Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi:Penerbit Akfabeta,Bandung
2.http://psbq.wordpress.com/tag/learner-centered/